SELAMAT DATANG

Senin, 22 Mei 2017

Ini Dia 16 Makanan Khas Jawa Tengah

1 .Sup Senerek

Sup Senerek adalah makanan khas Jawa Tengah untuk daerah Magelang. Katanya neh, sup senerek ini sudah ada sejak zaman belanda. Waw, berarti sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dong. Kuliner satu ini memang khas banget untuk daerah dingin seperti Magelang dan paling enak kalau disantap selagi panas.

Minggu, 21 Mei 2017

15 WISATA JAWA TENGAH

1. Ketep Pass Kabupaten Magelang

Ketep Pass Kabupaten Magelang
Di Jawa Tengah, obyek wisata apa saja ada, bahkan pemandangan bukit serta gunung yang menawan hati pun sangat menarik. Ketep Pass ini adalah lokasi yang sangat pas untuk melihat gunung Merapi dan awan panasnya. Tidak hanya itu saja yang bisa dinikmati di lokasi ini, tapi ada Pelataran Panca Arga, Teropong, Museum Vulkanologi, Gardu Pandang, serta Bioskop Mini yang merupakan fasilitas wisata di Ketep Pass.

2. Jalan Pahlawan Kota Semarang

Jalan Pahlawan Semarang
Jalan-jalan sepuasnya di kota Semarang juga bisa dilakukan di Jalan Pahlawan ini karena waktu malam hari tiba, area ini selalu penuh dengan pengunjung, apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu telah tiba. Sepanjang jalan ini bisa ditemukan berbagai jajanan menarik untuk dicicipi.
3. Pasar Malam Ngarsopuro Kota Solo

Pasar Malam Ngarsopura Kota Solo
                                          
Dikenal dengan nama lain Ngarsopuro Night Market, lokasi wisata ini wajib untuk dikunjungi kalau sedang berada di Solo. Pasar malam yang melayani setiap Sabtu dan Minggu ini buka mulai dari jam 7 malam sampai 9 malam.

Minggu, 14 Mei 2017

20 Mitos Jawa Yang Kalau di Pikir,Ternyata Masuk Akal



Image result for foto anak anak desa


Kehidupan orang-orang di Indonesia memang sarat dengan mitos dan legenda, khususnya untuk orang Jawa. Banyak hal yang dekat dengan kehidupan orang Jawa yang dipercaya “pamali” bila dilakukan.
2. Kalau Menyapu Tidak Bersih, Suaminya Brewokan
Orang-orang dijaman dulu, terutama yang perempuan menyukai laki-laki yang wajahnya bersih dari brewok. Mitos ini bertujuan menakuti-nakuti perempuan supaya mereka menyapu dengan sungguh-sungguh hingga bersih.
Brewok pada masa itu, mengambarkan hal-hal yang belum bersih, jadi jikalau malas membersihkan rumah, maka perempuan tersebut akan mendapatkan laki-laki yang malas membersihkan dirinya.
3. Jangan Keluar Rumah di Waktu Magrib, Nanti Bisa Diculik Wewe Gombel
Anak-anak memang sangat takut dengan Wewe Gombel yang konon katanya suka menculik anak-anak. Makanya dibuat mitos ini yang bertujuan supaya anak-anak tidak keluar saat magrib tiba, sebab waktu magrib adalah waktunya orang beribadah.
Selain itu, waktu magrib juga adalah waktunya orang beristirahat dan kadang juga waktunya berkumpul bersama keluarga lainnya. Bahkan sampai sekarang pun kalau bepergian waktu mendekati magrib orang akan menunggu setelah magrib dulu.
4. Anak Perempuan Yang Duduk di Depan Pintu akan Sulit Dapat Jodoh
Mitos jawa yang satu ini berkembang dan bertujuan untuk mendidik anak perempuan supaya berlaku sopan. Sebab, duduk di depan pintu dianggap kurang sopan, karean secara langsung menghalang-halangi orang yang mau masuk maupun mau keluar ruangan tersebut.

5. Kalau Makan Harus Habis. Jika Tidak, Hewan Ternak Akan Mati
Kalau mitos Jawa ini ditujukan terhadap anak yang susah di suruh makan dan tidak mau menghabiskan makanananya. Sebab di jaman dulu, hampir semua keluarga pasti memiliki hewan ternak dan biasanya hewan tersebut hewan yang disayangi oleh si anak tersebut.
6. Dilarang Makan Mengunakan Tutup Piring
Mitos ini bertujuan baik, dimana tutup piring dibuat bukan untuk dipakai untuk makan. Pemahaman ini bertujuan mengembalikan peran barang sesuai dengan fungsinya. Coba bayangkan kalau makan mengunakan tutup piring, pasti belepotan, sebab tutup piring didesain bukan untuk makan.
7. Duduk Diatas Bantal, Nanti Bisa Bisulan
Orang Jawa itu selalu identik dengan lesehan. Dari kebiasaan inilah, anak-anak mengunakan bantal tidur untuk alas tempat duduk. Mitos ini berkembang untuk mengajarkan bahwa tidak baik benda untuk kepala digunakan untuk alas pantat.

8. Anak Perempuan Yang Makan Sayap Ayam bisa Jauh Dari Jodoh
Diketahui, sayap ayam memang banyak mengandung lemak, makanya remaja yang hormonnya sedang tidak stabil dikhawatirkan akan jerawatan setelah makan terlalu banyak sayap ayam. Pemahaman inilah yang dimaksud jauh dari jodoh, kalau wajah tidak bersih, anak perempuan susah dapat jodoh.
9. Bersiul Dimalam Hari Artinya Sedang Memanggil Hantu
Mitos Jawa yang satu ini berkembang karena pada orang pada dasarnya takut dengan hantu, selain itu bersiul dimalam hari, bisa menganggu tetangga disekitar. Terlebih lagi kalau didesa yang suasananya sepi saat malam. Hal ini juga berhubungan dengan kesopanan kita.
10. Menyapu Diarahkan Keluar, Artinya Menjauhkan Rezeki
Berdasarkan perhitungan peruntungan Jawa, sebuah rumah harus mempunyai pintu belakang yang berfungsi untuk membuang kotoran saat menyapu dan digunakan untuk keluar masuk saat ada tamu agar tidak menganggu tamu tersebut.
Mitos Jawa ini berkembang disaaat banyak orang yang mulai membangun rumah yang tidak ada pintu belakangnya. Dipercaya silaturahmi adalah pengundang rezeki, jadi tidak terlihat sopan jika ada tamu, kemudian menyapu kearah depan rumah.
10. Menyapu Diarahkan Keluar, Artinya Menjauhkan Rezeki
Berdasarkan perhitungan peruntungan Jawa, sebuah rumah harus mempunyai pintu belakang yang berfungsi untuk membuang kotoran saat menyapu dan digunakan untuk keluar masuk saat ada tamu agar tidak menganggu tamu tersebut.
Mitos Jawa ini berkembang disaaat banyak orang yang mulai membangun rumah yang tidak ada pintu belakangnya. Dipercaya silaturahmi adalah pengundang rezeki, jadi tidak terlihat sopan jika ada tamu, kemudian menyapu kearah depan rumah.
11. Dilarang Memotong Kuku Malam Hari
Sebenarnya mitos ini bertujuan untuk menghindari supaya tangan orang yang sedang memotong kuku tidak terluka saat memotong kuku di malam hati, sebab di jaman dulu belum ada penerangan listrik seperti sekarang ini. Makanya memotong kuku saat gelap, dikhawatirkan bukan kuku yang nantinya dipotong.
12. Mencuci Kaki Sebelum Masuk Rumah, Supaya Tidak “Ditempeli”
Di depan rumah orang jaman dulu selalu ada gentong yang berisi air yang berfungsi untuk mencuci kaki, tangan, dan wajah, sebelum masuk rumah tersebut. Konon katanya, jika tidak mencuci kaki setelah berpergian, katanya kita masih “ditempeli” (diikuti setan).
Untuk orang di jaman sekarang, mungkin istilah “ditempeli” bukanlah suatu hal yang masuk akal, walaupun ada eksperimen metafisis dan spiritual yang sudah membuktikan kebenarannya. Mungkin alasan yang lebih masuk akal yaitu agar rumah terjaga kebersihannya.
13. Dilarang Mengambil Makanan di Meja Sebelum Orang Yang Lebih Tua
Mitos Jawa ini juga soal kesopanan, dimana orang Indonesia, terutama orang Jawa memang menjunjung tinggi kesopanan. Mereka menganggap, tidak sopan jika mendahului orang yang lebih tua makan. Mitos ini bertujuan untuk mendidik anak-anak menghargai orang yang lebih tua.
14. Dilarang Mainan Beras, Nanti Tangannya Bisa “Keteng”
Mitos ini menunjukan bahwa betapa berharganya bahan pagan yang merupakan makanan pokok dalam budaya kuliner orang Jawa. Mitos ini hanya berlaku untuk beras. (Keteng artinya jari-jarinya lengket).
15. Makan Sambil Tiduran Bisa Menjadi Ular
Mitos orang dulu, konon katanya jika makan sambil tiduran bisa menjadi ular. Alasanya yang masuk akal tentunya makan sambil tiduran tidak baik untuk masalah percernaan. Mitos ini berkembang untuk menakuti orang jaman dulu.
16. Saat Hujan Dilarang Berdiri Diambang Pintu, Nanti Disambar Petir
Umumnya, saat hujan, khususnya anak-anak pasti ingin bermain hujan-hujanan, atau melihat hujan dari teras rumah. Tujuan mitos ini adalah agar tempias air hujan tidak masuk ke dalam rumah, selain itu banyak serangga seperti nyamuk dan lainnya juga mencari tempat berteduh, makanya pintu harus ditutup saat hujan.
17. Mandi di Malam Hari Bisa Membuat Linu atau Nyeri
Ada mitos Jawa yang mengatakan bahwa mandi di malam hari bisa membuat linu atau nyeri. Ternyata secara medis, mandi di malam hari, memang bisa membuat pembuluh darah menyempit yang membuat peredaran darah terhambat.
Hal inilah yang membuat rasa linu atau nyeri tersebut, sebab terjadi penumpukan asam dipersendian. Hebatnya orang Jawa jaman dulu sudah tahu dengan hal seperti ini.
18. Anak Perempuan Harus Sudah Mandi Sebelum Sore, Sebab Kalau Tidak, Akan Jauh Dari Jodoh
Konon katanya, anak perempuan yang belum membersihkan rumah, mandi, dan rapi sebelum ashar, akan jauh dari jodoh. Mungkin mitos Jawa yang satu ini sedikit terdengar tidak masuk akal, tapi coba kita pikirkan sejenak.
Mitos ini bertujuan mengajarkan anak perempuan sejak dini untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dan mitos ini memang sedikit mendoktrin anak perempuan terbiasa menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum petang.

19. Angkat Jemuran Harus Sebelum Gelap, Agar Tidak Masuk Angin
Konon katanya, jemuran yang sudah kering dibiarkan hingga malam, maka bisa membuat sakit saat kita memakainya nanti. Memang ini mitos ini sedikit tidak masuk akal?
Tapi secara logika bisa jadi benar, jemuran yang dibiarkan hingga malam akan membuat pakaian agak lembab dikarenakan embun. Karena hal itulah dengan baju yang lembab ditambah lagi udara malam yang dingin bisa mengakibat tubuh masuk angin.
20. Wanita Hamil Dilarang Memakan Pisang Gandeng, Nanti Bayinya Bisa Kembar Siam

Image result for gambar pisang gandeng

Tahu kan pisang gandeng yaitu dua buah pisang yang kulitnya menyatu.

BUDAYA JAWA TENGAH

Budaya Jawa



Wayang kulit dilihat pada sisi bayangannya.

Batik
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa TengahDIY dan Jawa Timur.
kesenian jawa tengah budaya indonesia
tedak siten
Tedhak Siten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat Jawa Tengah. Upacara ini dilakukan untuk adik kita yang baru pertama kali belajar berjalan.

kesenian jawa tengah budaya indonesia
ukiran asli jepara
Ukiran jepara Para pengukir jepara pandai menyesuaikan diri dengan gaya ukiran baru. Mereka tidak hanya membuat gaya ukiran khas Jepara saja tapi ukiran lainnya yang tak kalah menarik.
kesenian jawa tengah budaya indonesia
keris jawa
                                   
Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol “ Kejantanan “ dan terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya berhalangan hadir dalam upacara temu pengantin,

Kamis, 11 Mei 2017

Kalender[sunting | sunting sumber]

Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan budaya Eropa. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah kerajaan Mataram II yaitu seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali BantenBatavia dan Banyuwangi (Blambangan).

Teknologi[sunting | sunting sumber]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Stupa Borobudur
Arsitektur Jawa adalah bentuk bangunan khas yang dirancang oleh orang Jawa untuk berbagai fungsi. Diantaranya adalah rumah Jawa atau Joglo yang sangat unik bentuknya. Bentuk bangunan Jawa sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, Buddha dan Islam.

Kerajaan[sunting | sunting sumber]

Sebilah keris Jawa (kanan) dengan sarung keris (warangka).
Banyaknya kerajaan yang pernah berdiri di Jawa juga menyumbang ragam kebudayaan di Jawa. Kerajaan Jawa yang banyak mengusai daerah lain termasuk Malaysia dan Filipina ikut menyumbang tersebarnya budaya keris di seluruh Indonesia dan Asia. Kerajaan yang pernah berdiri di Jawa diantaranya :

Kerajaan Hindu/Buddha[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Islam[sunting | sunting sumber]

Pagelaran Kraton Yogyakarta

Kerajaan Jawa modern[sunting | sunting sumber]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serangkabupaten Serangkota Cilegon dan kabupaten TangerangJawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara KarawangSubangIndramayukota Cirebon dan kabupaten Cirebon. Kawasan-kawasan luar Jawa yang terdapat penutur bahasa Jawa yaitu : Lampung (61,9%), Jakarta (35%), Sumatera Utara (32,6%), Kaltim (29,5%), Jambi (27,6%), Sumatera Selatan (27%), Riau 25%, Aceh (15,87%) yang dikenal sebagai Aneuk Jawoe. Penutur bahasa Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Baru bahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke KoreaHong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.

Sastra[sunting | sunting sumber]

Sejarah sastra Jawa dibagi dalam empat masa:Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna. Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa Jawa (Kuna).
Bahasa Jawa pertama-tama ditulis dalam aksara turunan aksara Pallawa yang berasal dari India Selatan. Aksara ini yang menjadi cikal bakal aksara Jawa modern atau Hanacaraka yang masih dipakai sampai sekarang. Dengan berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 dan ke-16, huruf Arab juga dipergunakan untuk menulis bahasa Jawa; huruf ini disebut dengan nama huruf pegon. Ketika bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Jawa, abjad Latin pun digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Dongeng Jawa seperti cerita panji ternyata juga dikenal dan dipentaskan di Thailand dan Filipina.[18] Banyak sastra Jawa yang berada di Eropa terutama Belanda bahkan ada perguruan tinggi Belanda yang membuka mata kuliah sastra Jawa seperti Universitas Leiden. Beberapa kakawin yang ditulis oleh pujangga Jawa menyadur dari karya India atau cerita Jawa diantaranya adalah :

Ini Dia 16 Makanan Khas Jawa Tengah

1  . Sup Senerek Sup Senerek adalah makanan khas Jawa Tengah untuk daerah Magelang. Katanya neh, sup senerek ini sudah ada sejak zaman be...